Kamis, 29 Mei 2014

Varian Baru Kelas Menengah, Sony Xperia G

OKETEKNO.COM | Persaingan semakin memanas saja pada pasar smartphone global, terlebih lagi pada kelas menengah kebawah. Para produsen sekarang lebih suka menghadirkan  smartphone yang mencakup semua kalangan, dengan spesifikasi yang terbilag cukup baik namun juga terjangkau. Adalah Sony yang kini mencoba berkreasi dengan smartphone kelas menengah dengan menggunakan jajaran Xperianya yang memiliki kode nama Sony Xperia G.
sony-xperia-g
Dilansir dari Phone arena, kabar Sony Xperia G tersebut nantinya akan berdiri dengan menggunakan spesifikasi yang cukup mumpuni. Dengan menggunakan lebar layar 4.8 inchi (720 x 1280 pixels) dan  teknologi layar TFT, Sony Xperia G akan mempunyai tampilan yang sangat lebar dari seri Xperia kelas menengah yang pernah di tawarkan sebelumnya. Bahkan akan di sertai pula dengan kamera dan LED flash di belakang layarnya sebagai kamera utama.
Inti kinerja dari smartphone ini nantinya akan menggunakan processor Quadcore dengan Chipset Qualcomm Snapdragon 400. Bahkan kapasitas RAM yang lega sekitar 1 GB di pakai sebagai space penyeimbang kinerja dari Android v4.4 KitKat. Sedangkan untuk space memori internalnya menggunakan kapasitas 8 GB dan tambahan eksternal berupa slot MicroSD yang mampu menampung lebih dari 32 GB.
Kekurangan yang nantinya di miliki oleh smartphone ini adalah tidak di sertakannya fitur anti air dan debu seperti yang di miliki oleh kebanyakan smartphone dari Sony. Karena memang tujuan dari di hilangkannya fitur tersebut adalah untuk mensejajarkan harga jual dan harga produksinya. Namun hingga berita ini di publish, kami belum mendapatkan informasi lebih lanjut dari Sony mengenai harga resmi dan kapankah smartphone Sony Xperia G ini meluncur di pasaran. Tunggu kabar lebih lanjut hanya di OKETEKNO.COM. Terima kasih.

Minggu, 25 Mei 2014

Samsung KQ Aka Samsung Galaxy S5 Prime Akan Rilis Bulan Juni

OKETEKNO.COM – Setelah berhasil meluncurkan smartphone unggulannya dari seri Galaxy S, nampaknya vendor penguasa pasaran gadget, Samsung, tersebut belum meraih puas, pihaknya masih terus berupaya untuk meluncurkan produk-produk terbaru yang berkualitas. Dan kabarnya saat ini pihak Samsung tengah disibukkan dengan pengerjaan Samsung KQ yang diduga sebagaiSamsung Galaxy S5 Prime.
Samsung KQ Aka Samsung Galaxy S5 Prime Akan Rilis Bulan Juni
Bersumber dari surat kabar harian Korea Asia Today mengungkapkan bahwa perangkat high end dari Samsung Galaxy S5 tersebut akan segera dirilis pada bulan Juni 2014 mendatang. Selain itu juga terungap sedikit bocoran dari smartphone Samsung terbaru tersebut. Diklaim, Samsung KQ aka Samsung Galaxy S5 Prime tersebut akan hadir dengan mengusung layar berukuran 5,2 inch dengan resolusi qHD yang berukuran 2560×1440 piksel.
Selain itu, Samsung Galaxy S5 Prime juga dibekali dengan kepadatan layar yang cukup besar, yakni 564ppi. Dengan demikian dinilai sebanding dengan pesaingnya dari negara asal yakni LG G3 yang dikabarkan akan hadir dengan mengusung layar berukuran 5.5 inch dengan resolusi qHD dan kepadatan layar 534 ppi. Dan diperkirakan juga akan segera diluncurkan untuk menjadi sebuah smartphone unggulan dari LG.
Nantinya smartphone Samsung KQ tersebut akan dihadirkan dalam beberapa versi berbeda dengan chipset terbaru Samsung, diantaranya Octa-core Exynos 5430 untuk negara bagian Korea Selatan yang terdiri dari Quad-core Cortex – A15 2.1GHz dan quad-core Cortex – A7 core 1.5GHz dengan GPU 600MHz ARM Mali.

Rabu, 21 Mei 2014

Microsoft Batal Hadirkan Surface Mini

KOMPAS.com - Microsoft membatalkan rencana untuk membuat tablet Surface dengan ukuran yang lebih kecil. Tablet yang sebelumnya santer disebut dengan Surface MIni tersebut dianggap tidak terlalu berbeda dengan tablet lain.
Menurut sumber Bloomberg, CEO Microsoft, Satya Nadella, mengatakan tablet Surface dengan ukuran layar lebih kecil itu sedang dalam masa pengembangan, namun terpaksa dihentikan.
Sumber dalam Microsoft mengatakan kepada Bloomberg (20/5/2014), Nadella menganggap bahwa tablet Surface tersebut tidak memiliki faktor pembeda yang cukup kuat untuk bersaing dengan tablet-tablet lain.
Hal serupa juga kabarnya disampaikan oleh Executive Vice President Microsoft, Stephen Elop. Menurutnya, Tablet Surface tersebut tidak akan sukses di pasaran.
Sebelumnya, Microsoft yang sedang keteteran di pasar tablet, santer dikabarkan akan membuat tablet Surface dengan layar yang lebih kecil. Tablet tersebut juga dikabarkan akan menggunakan prosesor Qualcomm.
Tablet itu disebut-sebut akan diperkenalkan di sebuah acara di New York pada Selasa (20/5/2014). Namun, Microsoft menyangkal spekulasi tersebut dengan hanya memperkenalkan tablet Surface Pro 3 yang mengusung layar 12 inci dan menggunakan prosesor Intel.
Walau demikian, Microsoft tetap melanjutkan proyek tablet Surface dengan ukuran layar yang lebih kecil ini. Hal tersebut dikonfirmasi oleh Panos Panay, Corporate Vice President Microsoft, yang bertanggungjawab atas proyek Surface. Namun, Panay menolak berkomentar lebih lanjut tentang detil spesifikasi Surface versi kecil itu.
Tablet dengan ukuran layar lebih kecil dengan prosesor berbasis ARM awalnya dianggap Microsoft bisa memperbesar pangsa pasarnya di pasar tablet.
Saat ini menurut IDC, Surface sendiri memiliki pangsa pasar 1,3 persen di pasar tablet pada kuartal pertama 2014 lalu. Sementara tablet-tablet lain dengan ukuran layar lebih kecil jika dikombinasikan, pangsa pasarnya mencapai 53 persen.

Minggu, 18 Mei 2014

Ada Apa di Balik Lenyapnya Flappy Bird?

KOMPAS.com — Di tengah sukses yang terbilang luar biasa, Dong Nguyen, pengembanggame Flappy Bird, mengeluarkan pengumuman mengejutkan. Dia berkata akan menarikgame yang sulit dimainkan, tetapi membuat ketagihan itu dari peredaran.

"Saya minta maaf, pengguna Flappy Bird, 22 jam dari sekarang, saya akan mencabut Flappy Bird," bunyi pengumuman Dong melalui akun Twitter miliknya, Sabtu (9/2/2014).

Lewat rangkaian tweet berikutnya, Nguyen menjelaskan bahwa keputusan mengejutkan itu semata-mata dilandasi oleh popularitas Flappy Bird yang telah merusak "hidupnya yang sederhana". Dia menampik kemungkinan bahwa Flappy bird telah dijual ke pihak lain ataupun tersandung masalah hukum.

Soal yang terakhir disebut itu memang ramai didiskusikan sebelumnya. Flappy Bird terbilang fenomena unik. Game yang sangat populer ini sebenarnya sangat sederhana, baik dari segi tampilan maupun gameplay yakni pemain menerbangkan seekor burung melalui celah-celah pipa sebanyak dan selama mungkin untuk mengumpulkan skor. Itu saja.
Screenshot gameplay Flappy Bird
Namun, sebagaimana disoroti oleh Forbes, di balik konsep simpel Flappy Bird tersembunyi potensi masalah hukum yang mengintai pembuatnya. Yang paling jelas terlihat adalah tampilan grafis game ini. Flappy Bird ramai disebut memiliki beberapa kesamaan visual dengan seri game Super Mario Bros dari Nintendo.

Kesamaan yang dimaksud misalnya bentuk pipa hijau yang sangat mirip dengan benda serupa di game Mario, juga desain karakter burung serupa ikan terbang bernama "cheep-cheep" yang muncul di seri ketiga game buatan Nintendo tersebut. Backdrop dan gaya grafis ala konsol game 8-bit jadul seakan melengkapi kemiripan yang ada.

Bahkan, suara yang muncul ketika burung melewati celah pipa juga mirip dengan suara ketika tokoh Mario di game Nintendo mendapatkan koin.
Kotaku.com
Kesamaan tampilan obyek dalam game Flappy Bird (kiri) dan Super Mario Bros
Mungkinkah Nguyen sengaja menjiplak dari Mario? Entahlah, tapi Kotaku berpendapat ada kemungkinan lain. "Mungkin (kemiripan itu) sengaja dibuat sebagai protes halus terhadap Nintendo karena tak memublikasikan judul-judul game besar di iOS, mungkin pula karena Nguyen menciptakan Flappy Bird hanya dalam waktu tiga hari," tulis situs tersebut.

Dengan semua kesamaan itu, bisa jadi hanya soal waktu sebelum Nintendo melayangkan gugatan hukum. Terlebih Nguyen mendapat penghasilan yang tidak kecil dari Flappy Bird.

Buruk tapi bagus

Dari segi gameplay dan kualitas keseluruhan, boleh dibilang tak ada yang istimewa dari Flappy Bird. Malahan, game ini bisa dibilang buruk karena terkesan dibuat oleh seseorang yang baru belajar mengembangkan game.

Polygon mencontohkan sejumlah bug animasi dan penurunan performa pada versi Android, berikut hitbox (obyek tak kasat mata dalam game yang digunakan untuk mendeteksi benturan antar-obyek) berukuran terlalu besar. Hitbox ini adalah alasan mengapa si burung mudah sekali terbentur pipa ketika hendak melewati celah.

Begitupun dengan mekanisme "terbang" atau flapping, yang sebenarnya tak istimewa.

Toh, gameplay sangat sederhana dan grafis butut tak menghalangi Flappy Bird meraih popularitas luar biasa. Mungkin lantaran fasilitas "restart" yang dibuat mudah, pemain akan ketagihan untuk mencoba lagi dan lagi, penasaran ingin menerbangkan si burung lebih jauh dan mendapat skor lebih tinggi.

Flappy Bird pun menjadi contoh, betapa selera pasar sebenarnya tak bisa ditebak. Seperti yang pernah diucaptkan oleh screenwriter dan novelis William Goldman bahwa orang-orang Hollywood sebenarnya "tak tahu apa-apa".

Tanpa tingkatan level, grafis "wah", cerita, mekanisme achievement, ataupun dukungan promosi berdana besar, Flappy Bird menggelontorkan Rp 600 juta ke kantong pembuatnya. Kesuksesan tersebut mengejutkan semua orang, bahkan Dong Nguyen sendiri.

Tetapi apakah formula gameplay Flappy Bird yang adiktif dan menjadi kunci popularitasnya adalah benar ciptaan Nguyen? Boleh jadi memang demikian, tapi ada pula kemungkinan sebaliknya. Flappy Bird bukan game pertama yang mengetengahkan seekor burung terbang melintasi halang rintang.
@kek_zanorgPerbandingan game Piou Piou (kiri) dengan Flappy Bird
Dulu, pernah muncul game mobile berjudul Piou Piou yang dirilis pada 2011. Kecuali gaya tampilan grafis, Flappy bird pada dasarnya mengusung konsep yang serupa dengan gameini. Pembuatnya pun merasa curiga dan mengunggah sebuah tweet berisi perbandingan kedua game, seperti bisa dilihat di atas.

Lalu, apakah Nguyen mengambil inspirasi untuk Flappy Bird dari Super Mario Bros dan Piou Piou? Dia mengatakan bahwa masalah hukum bukanlah penyebab ditariknya Flappy Bird dari peredaran.

Ketika ditanya soal dugaan pelanggaran hak cipta lewat Twitter, Nguyen memberi jawaban yang mengundang rasa penasaran. "Ah, saya tak mencuri sesuatu apa pun secara langsung. Melakukan itu adalah sebuah seni tersendiri," ujarnya singkat.

Strategi

Hingga beberapa jam sebelum penarikannya, Flappy Bird masih bercokol di posisi teratas tangga unduhan terbanyak toko aplikasi iTunes App Store dan Google Play. Game ini sudah diunduh lebih dari 50 juta kali.

Kalau bukan karena menghindari jerat hukum, lalu apa yang menjadi motivasi Nguyen mencabut game Flappy Bird di tengah-tengah kejayaannya?

Pengumuman Nguyen mengundang reaksi di internet, banyak di antaranya mengungkapkan kebingungan. "Bayangkan (Mark) Zuckerberg meninggalkan Facebook hanya karena membuat hidupnya sulit," bunyi tweet seorang pengguna Twitter yang dikutip USA Today.

Bloger Robert Scoble berspekulasi keputusan tersebut tak lain merupakan strategi marketing yang coba diterapkan oleh Nguyen. Dengan penghasilan ratusan juta rupiah per hari dari iklan, dalam waktu hanya satu minggu, developer asal Vietnam itu disebut Scoble sudah mengumpulkan cukup uang untuk hidup selama beberapa tahun tanpa bekerja.

Nah, dengan mengumumkan rencana menyetop Flappy Bird, Nguyen bisa mendorong angkadownload game tersebut lebih jauh lagi. Ini karena pengguna yang belum memainkan (atau ingin meng-install ulang) Flappy Bird akan buru-buru mengunduhnya sebelum lenyap.

Pengumuman itu juga berpotensi menghasilkan efek tersendiri untuk game berikutnya dari Nguyen. "Kehebohan yang ditimbulkan… akan sangat luar biasa… semua orang akan membeli game (selanjutnya) itu, karena takut dia (Nguyen) akan menghapusnya juga, sehingga membuat dia lebih kaya raya," tulis Scoble.

Di luar dugaan-dugaan tersebut, tentu, tetap ada kemungkinan bahwa Nguyen hanya merasa tak nyaman dengan ketenaran yang tiba-tiba dijatuhkan di atas kepalanya oleh Flappy Bi